Anka Bayraktar Drone |
Selama perkembangan di bawah Presiden Erdogan negara Turki melesat sebagai salah satu pionir dalam perkembangan teknologi baru yang teranyar ialah drone murni buatan orang islam yaitu Bayraktar dimana ia juga menantu dari Presiden Tayip Erdogan
Bayraktar, yang dalam bahasa Indonesia dapat berarti “Bendera”, adalah sebuah drone buatan insinyur yang masih keluarga dekat Presiden Turki RT Erdogan. Drone ini dikabarkan telah dioperasikan secara penuh oleh militer Turki untuk melakukan operasi pengintaian di wilayahnya yang rawan. Bayraktar dibuat oleh perusahaan patungan Kale-Baykar. Harga jual drone ini 3 tahun lalu dikabarkan telah mencapai 2,5 Juta USD per buah.
Bayraktar dapat dipersenjatai dengan rudal. Pada tahun 2015 lalu, sebuah rudal Mizrak-O atau juga dikenal dengan nama Umtas dikabarkan telah berhasil ditembakkan dari Bayraktar dan tepat mengenai sasaran. Rudal tersebut berjenis rudal anti tank, yang memiliki jangkauan sejauh 8 Km.
Keberhasilan Turki dalan pengoperasian drone Bayraktar ini memberikan pelajaran yang besar dalam konteks industri persenjataan. Pasca Turki menginvasi Cyprus pada tanggal 20 Juli 1974, Amerika Serikat memberlakukan embargo penjualan alutsista dan suku cadangnya ke Turki. Akibatnya pemeliharaan dan modernisasi alutsista Turki yang telah dibeli dari Amerika Serikat mengalami kesulitan.
Namun embargo tersebut membuat Turki menjadi lebih kreatif. Pada satu sisi, kreatifitas tersebut melahirkan inovasi berupa pembuatan peralatan-peralatan persenjataan mandiri. Drone Bayraktar ini contohnya. Drone tersebut dibuat oleh sekelompok insinyur yang sebelumnya berkumpul karena memiliki kesamaan hobby, yaitu menerbangkan pesawat RC (remote control). Di sisi lain, kreatifitas dalam perdagangan, membuat Turki berhasil memperoleh pemasok suku cadang untuk memenuhi kebutuhan operasional alutsistanya, walaupun embargo Amerika Serikat masih berlaku. Hal itu menunjukkan bahwa semangat survival dari suatu bangsa tidak akan dapat dikalahkan hanya oleh suatu kebijakan embargo persenjataan atau serangkaian larangan ekspor atau alih teknologi persenjataan.
Perkembangan inovasi di bidang teknologi persenjataan belakangan ini semakin membuktikan bahwa Amerika Serikat tidak mampu mencegah alih teknologi ke negara-negara lain, seberapapun kuatnya larangan dalam Export Administration Rules atau International Traffic in Arms Regulation. Menyebarnya military-industrial complex ini cepat atau lambat akan meningkatkan tensi konflik antara Amerika Serikat dengan produsen persenjataan lainnya. Inggris misalnya, kini telah menjadi produsen persenjataan terbesar kedua di dunia dan dikabarkan telah menjadi pemasok persenjataan terbesar ke timur tengah, khususnya ke Arab Saudi yang sedang berperang dengan Yaman.
Bayraktar Dan Istri Yang Juga Putri Kandung Presiden Erdogan |
Selain persaingan antara sesama produsen persenjataan, dampak buruk dari persaingan dalam industri persenjataan ini adalah tendensi untuk membiarkan suatu konflik bersenjata di suatu wilayah terjadi berlarut-larut, karena produsen persenjataan yang telah berhasil memasok ke daerah konflik tersebut ingin menjaga arus pasokannya. Sebagai contoh, diduga tidak selesai-selesainya perang Arab Saudi dan Yaman adalah diakibatkan keinginan Inggris yang ingin terus menjual stok persenjataannya ke para pihak dalam konflik tersebut.